This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, Maret 27, 2014

Pesona Masjid Al Irsyad oleh Ridwan Kamil

Di kota mandiri Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung, ada sebuah masjid kebanggaan. Masjid Al-Irsyad namanya, karya arsitek kenamaan Ridwan Kamil.



Sekarang Bali Punya Bandara Keren




(Sumber gambar: http://www.angkasapura1.co.id)

I’m back to blog world, setelah sekian lama nggak ngeblog. Sudah pernah ke Bali? Pulau dengan sejuta tempat wisata. Kalau sudah, ya bagus lah. Hehehe. Pantainya bagus, pemandanganya indah, wisatanya bagus-bagus juga. Hotelnya mewah-mewah. Bandaranya? Ya bagus juga lah. Kalau kalian ke Bali menggunakan pesawat, kalian akan turun di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Jika beberapa waktu lalu, bandara ini biasa-biasa

Rabu, Maret 26, 2014

Arsitek, Interior Desainer, Manfaat dan Eksistensi Diri


13601367961821727556

Tidak gampang, memadukan material2, warna2 atau bentuk2 barang yang ada di sekeliling kita. Barang2 yang cantik banyak sekali, tetapi pun tidak gampang memadukannya, apalagi barang2 yang ‘afkiran’. Untuk membuat desain interior sebuah rumah, memang tidak mudah. Diperlukan konsep2 atau bisa juga keinginan2 yang spesifik si empunya rumah. Dimana kita sebagai desainer, bisa membantu si pemilik rumah untuk mengiringin pemikirannya dalam memilih material, sesuai dengan keinginan dan anggaran dananya.

BIOGRAFI ZAHA HADID




Zaha Hadid lahir pada tanggal 31 Oktober 1950, di Baghdad, Irak. Dia dibesarkan di salah satu bangunan pertama Baghdad Bauhaus-terinspirasi selama era “modernisme dikonotasikan glamor dan progresif berpikir” di Timur Tengah. Dia menerima gelar di bidang matematika dari Universitas Amerika di Beirut sebelum pindah untuk belajar di Sekolah Asosiasi Arsitektur Arsitektur di London, di mana ia bertemu Rem Koolhaas, Elia Zenghelis, dan Bernard Tschumi. Dia bekerja untuk mantan profesor nya, Koolhaas dan Zenghelis, di Kantor untuk Metropolitan Arsitektur, di Rotterdam, Belanda, ia menjadi mitra pada tahun 1977. Melalui hubungan nya dengan Koolhaas, ia bertemu Peter Rice, insinyur yang memberikan dukungan dan dorongan awal pada saat pekerjaannya sepertinya sulit. Pada tahun 1980 ia mendirikan praktek sendiri yang berbasis di London. Selama tahun 1980-an ia juga mengajar di Asosiasi Arsitektur.

10 BANGUNAN TERLUAS DI DUNIA



Salah satu wujud majunya peradaban suatu bangsa dan semakin berkembangnya teknologi adalah adanya sejarah fisik. Sejarah fisik ini dapat berupa bangunan. Terlalu banyak bangunan termegah yang telah dibuat oleh tangan kreatif. Berikut ini adalah bangunan terluas dengan arsitektur yang menawan di dunia, jangan satupun anda lewatkan!

Berikut adalah 10 bangunan terluas di dunia yang pernah dibuat oleh manusia :


1. Dubai International Airport, Dubai



Dubai International Airport adalah bandara terbesar di dunia, dengan 97 escalator, 157 lift, 180 check-in

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR INDONESIA

Ilmu Arsitektur adalah ilmu yang selalu mengikuti sejarah perkembangan manusia. Sejak jaman manusia purba yang tinggal di goa-goa sampai abad ke-21 yang begitu modern, ilmu tersebut masih terus berkembang. Arsitektur adalah hasil dari "dialog" manusia dengan lingkungannya serta budayanya.

Kini di jaman moderen (abad ke-21), ilmu arsitektur telah berkembang dengan sangat pesat seiring dengan semakin majunya teknologi yang diciptekan manusia. Penemuan teknologi baru yang menunjang proses konstruksi dan pengembangan material manusia untuk bahan bangunan juga semakin memudahkan manusia untuk mengeksplorasi ide-ide dimana pada jaman dahulu tidak mungkin dilakukan. Namun terkadang kemajuan jaman tersebut mengabaikan konteks lingkungan alam sekitarnya, sehingga seringkali hasilnya justru merugikan mereka sendiri. Penebangan liar pohon-pohon yang menanggung peralatan modern, pembukaan lahan permukiman secara sembarang dengan peralatan berat dan canggih adalah contoh pemanfaatan teknologi yang tidak pada tempatnya. Hal tersebut dapat memicu bencana bagi umat manusia, seperti banjir maupun tanah longsor. Oleh karena itu kemajuan teknologi tersebut harus disikapi dengan lebih bijak.

Dewasa ini karya arsitektur yang indah (dalam konteks permukiman) bukan lagi memiliki para raja dan orang kaya saja, karena dengan teknologi yang sudah modern material bahan bangunan dapat diproduksi secara masal dengan harga yang relatif murah. Berbagai gaya bangunan dapat diadaptasikan dimana saja dan oleh siappa saja. Bangunan bergaya Country, Mediteran, Spanyol, dan berbagai macam style bangunan mudah dijumpai di kota-kota besar di Indonesia tanpa harus pergi ke negara asalnya. Bahkan gaya bangunan minimalis yang sedang trend di Indonesia pada saat inipun adalah produk impor dari negara lain. Hal tersebut sebenarnya sah-sah saja selama tetap memperhatikan konteks lingkungan di sekitarnya. Namun terkadang yang terjadi adalah adaptasi tanpa mempertimbangkan lingkungan bangunan tersebut dibuat. Sehingga secara fungsi dan secara visual menjadi kurang optimal. Kita justru harus belajar dari bangsa penjajahan kolonial Belanda dalam mensikapi pembangunan perumahan dan perkotaan di Indonesia. Bukannya memuji bangsa asih yang pernah menjajah kita selama 3,5 abad tersebut.


namun mereka mampu mengadaptasi gaya bangunan mereka ke lingkungan Indonesia, sehingga pada jaman itu terdapat gaya bangunan kolonial. Bukankah arsitektur yang ideal adalah yang mampuh beradaptasi dengan kondisi lingkungan sekitar kita. Marilah kita pikirkan bersama demi kemajuan dunia arsitektur di Indonesia.

Selasa, Maret 25, 2014

SEJARAH ARSITEKTUR

Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.
Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.

                         history

ARSITEKTUR VERNAKULAR

Istilah vernakular berasal dari bahasa latin, yaitu vernaculus yang artinya domestik, pribumi.Pengetahuan bangunan dalam arsitektur vernakular sering diangkut oleh tradisi lokal dan dengan demikian didasarkan sebagian besar - tetapi tidak hanya - pada pengetahuan yang dicapai oleh trial and error dan diwariskan dari generasi ke generasi, berbeda dengan perhitungan geometri dan fisik yang mendasari arsitektur direncanakan oleh arsitek . Hal ini tentu saja tidak menghalangi arsitek dari menggunakan arsitektur vernakular dalam desain mereka atau dari yang tegas berbasis pada arsitektur vernakular daerah mereka. Untuk kesamaan untuk "arsitektur tradisional"