Ilmu Arsitektur adalah ilmu yang selalu mengikuti sejarah
perkembangan manusia. Sejak jaman manusia purba yang tinggal di goa-goa sampai
abad ke-21 yang begitu modern, ilmu tersebut masih terus berkembang. Arsitektur
adalah hasil dari "dialog" manusia dengan lingkungannya serta
budayanya.
Kini di jaman moderen (abad ke-21), ilmu arsitektur telah
berkembang dengan sangat pesat seiring dengan semakin majunya teknologi yang
diciptekan manusia. Penemuan teknologi baru yang menunjang proses konstruksi
dan pengembangan material manusia untuk bahan bangunan juga semakin memudahkan
manusia untuk mengeksplorasi ide-ide dimana pada jaman dahulu tidak mungkin
dilakukan. Namun terkadang kemajuan jaman tersebut mengabaikan konteks lingkungan
alam sekitarnya, sehingga seringkali hasilnya justru merugikan mereka sendiri.
Penebangan liar pohon-pohon yang menanggung peralatan modern, pembukaan lahan
permukiman secara sembarang dengan peralatan berat dan canggih adalah contoh
pemanfaatan teknologi yang tidak pada tempatnya. Hal tersebut dapat memicu
bencana bagi umat manusia, seperti banjir maupun tanah longsor. Oleh karena itu
kemajuan teknologi tersebut harus disikapi dengan lebih bijak.
Dewasa ini karya arsitektur yang indah (dalam konteks permukiman)
bukan lagi memiliki para raja dan orang kaya saja, karena dengan teknologi yang
sudah modern material bahan bangunan dapat diproduksi secara masal dengan harga
yang relatif murah. Berbagai gaya bangunan dapat diadaptasikan dimana saja dan
oleh siappa saja. Bangunan bergaya Country, Mediteran, Spanyol, dan berbagai
macam style bangunan mudah dijumpai di kota-kota besar di Indonesia tanpa harus
pergi ke negara asalnya. Bahkan gaya bangunan minimalis yang sedang trend di
Indonesia pada saat inipun adalah produk impor dari negara lain. Hal tersebut
sebenarnya sah-sah saja selama tetap memperhatikan konteks lingkungan di
sekitarnya. Namun terkadang yang terjadi adalah adaptasi tanpa mempertimbangkan
lingkungan bangunan tersebut dibuat. Sehingga secara fungsi dan secara visual
menjadi kurang optimal. Kita justru harus belajar dari bangsa penjajahan
kolonial Belanda dalam mensikapi pembangunan perumahan dan perkotaan di
Indonesia. Bukannya memuji bangsa asih yang pernah menjajah kita selama 3,5
abad tersebut.
namun mereka mampu mengadaptasi gaya bangunan mereka ke
lingkungan Indonesia, sehingga pada jaman itu terdapat gaya bangunan kolonial.
Bukankah arsitektur yang ideal adalah yang mampuh beradaptasi dengan kondisi
lingkungan sekitar kita. Marilah kita pikirkan bersama demi kemajuan dunia
arsitektur di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar